AMANDEL
(TONSIL)
APAKAH FUNGSI
AMANDEL ?
GEJALA BILA TERINFEKSI ?
APAKAH BISA SEMBUH ATAU MENGECIL ?
KAPAN
SEBAIKNYA OPERASI?
DAMPAK
BILA TAK DIOPERASI ?
APA
YANG BOLEH & TIDAK SELAMA INFEKSI ?
PERTAHANAN TERDEPAN
Tonsil (tonsilla palatine) dan adenoid adalah kelenjar getah bening
(linfoid). Tonsil berbentuk bulat lonjong, terletak pada kedua lipatan pilar
rongga mulut, kita menyebutnya amandel. Bila tonsil membesar, kita dapat
melihatnya saat membuka mulut lebar didepan kaca. Sedangkan adenoid berbentuk
agak panjang, terletak pada dinding belakang tengah nasofaring, yang di kanan
dan kiri atasnya terletak muara tuba Eustachius (saluran yang menghubungkan
antara telinga tengah dengan nasofaring).
Pembesaran maksimal tonsil terjadi di
usia 5-6 tahun dan adenoid pada 3-4 tahun. Umumnya, di usia 5-6 tahun, tonsil
akan mengecil sedangkan adenoid hilang setelah usia anak mencapai 12-14 tahun.
Dengan demikian, setelah usia pubertas, adenoid tak ditemukan lagi di
tenggorokan anak. Fungsi adenoid akan digantikan oleh kelenjar disekitarnya.
Kedua organ tersebut berfungsi sebagai
tameng pertahanan tubuh yang akan menangkal serangan virus karena dapat
memproduksi sel-sel limfosit, salah satu jenis sel darah putih, yang berfungsi
menangkal masuknya bibit penyakit, virus maupun kuman. Bahkan dari penelitian
diketahui, tonsil dapat memproduksi antibody Imunoglobulin A yang membuat
jaringan local tahan terdapat kuman penyakit.
Kita ketehaui bahwa virus atau kuman
dapat masuk lewat hidung (saat bernapas) maupun lewat mulut ( saat makan, minum
bernapas). Nah, kedua organ inilah yang menghambat masuknya virus maupun kuman
ke dalam tubuh. Virus atau kuman akan terjebak di kedua organ ini dan akan
dimusnahkan. Dapat dikatakan, tonsil dan adenoid menjadi benteng pertahananan
terdepan yang menangkis serangan kuman penyakit yang masuk lewat hidung atau
mulut.
Namun bila serangan virus atau kuman
begitu sering dan banyak, sering kali kedua organ ini sulit menanggulanginya.
Walhasil, tonsil dan adenoid dapat terinfeksi sehingga terjadi peradangan.
Inilah yang akhirnya membuat amandel dan adenoid bengkak. Yang dikhawatirkan
bila infeksi berlangsung terus menerus, akan membuat tonsil maupun adenoid tak
berfungsi lagi sebagai pertahanan tubuh.
Infeksi yang menjadi sarang virus maupun
kuman ini malah akan menjadi sumber berbahaya bagi seluruh organ tubuh. Antara
lain menimbulkan meningitis (radang selaput otak) maupun pneumonia (radang
paru), yang virus maupun kumannyaberasal dari tonsil maupun adenoid yang terinfeksi.
Apalagi penyebab tersering dari radang tonsil-adenoid akut adalah
bakteriberbentuk streptokokus yang sering menjadi biang penyakit meningitis
maupun pneumonia.
GEJALA
BILA TERINFEKSI
Selain demam yang cukup tinggi, ada
beberapa gejala khas yang kerap muncul saat tonsil dan adenoid terinfeksi,
yaitu :
§ Sulit bernapas
Bila adenoid yang terinfeksi biasanya
menyebabkan hidung tersumbat karena adenoid terletak dibelakang lubang hidung.
Sering kali anak harus bernapas lewat mulut. Bila pembengkakan cukup besar,
napasnya jadi tak begitu lancer sehingga anak akan membuka mulutnya
lebar-lebar.
§ Sakit dan perih saat menelan makanan / minuman
Tonsil dan
adenoid yang terinfeksi akan menimbulkan rasa sakit saat tersentuh benda asing.
Pada kasus yang lebih berat, saat terdiampun rasa perih sangat terasa sehingga
anak sering kali mengeluh.
§ Memerah dan bengkak
Bila kita
minta nak membuka mulutnya lebar-lebar, akan terlihat pembengkakan dan warna
kemerahan di tonsil dan adenoidnya.
§ Lemas dan lesu
Selain tak
nafsu makan dan minum, anakpun sering kesulitan tidur nyenyak, terutama terjadi
pada infeksi tonsil dan adenoid yang cukup parah. Pasalnya, anak merasakan
perih terus-menerus dan kesulitan bernapas, sehingga membuatnya lemas dan lesu
karena kurang tidur dan kurang makan.
§ Napas bau
Bila kita
mendekatkan hidung kedepan mulut atau hidung anak, akan terhirup bau yang lain
dari biasanya, lantaran virus atau kuman yang menginfeksi.
SEMBUH
DENGAN PENGOBATAN YANG BAIK
Infeksi pada tonsil maupun adenoid harus
segera diatasi. Kalu tidak, akan berpengaruh terhadap kesehatan anak secara
keseluruhan. Tak mau makan-minum, sulit tidur, sulit bernapas, membuat daya
tahan tubuh anak semakin menurun. Pada kondisi ini infeksi virus atau kuman
akan semakin merajalela. Bahkan tak mustahil infeksi lain akan muncul karena
daya tahan tubuh anak sangat lemah. Pada anak yang pernah terserang tifus atau
TBC misal, bias saja kuman-kumannya akan aktif kembali dan menyerang tubuh.
Bukankah ada kuman-kuman yang tidak mati saat diobati? Mereka hanya pasif dan
aktif kembali saat kondisi daya tahan tubuh anak melemah.
Jadi, begitu muncul gejala, segera bawa
anak kedokter. Biasanya dokter akan memberikan obat antibiotic yang sesuai
untuk membasmi bakteri atau antijamur bila penyebabnya jamur. Diberikan pula
obat antiseptik kumur untuk membersihkan mulut dan virus maupun kuman sehingga
pengobatan bias berjalan lebih baik. Umumnya, bila pengobatan dilakukan dengan
baik, mengikuti petunjuk yang diberikan dokter,maka infeksi tonsil maupun
adenoid dapat segera diatasi.
YANG BOLEH DAN TIDAK
Selama pengobatan biasanya dianjurkan
untuk melakukan hal-hal berikut :
1.
Mengonsumsi
makanan lunak agar lebih mudah masuk ke salam tubuh
2.
Minum
banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam
3.
Istirahat
cukup agar kondisi tubuh lebih cepat bugar
4.
Sangat
tak dianjurkan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan,
gorengan, makanan awetan yang diasinkan dan manisan karena akan memicu sesitivitas
tonsil maupun adenoid sehingga pengobatan terganggu.
5.
Bila
tak diberikan obat antiseptic kumur, baik sekali bila berkumur dengan air garam
hangat 3-4 kali sehari.
6.
Supaya
tenggorokan terasa lebih aman, taruhlah kompres hangat pada leher setiap hari.
HARUS DIANGKAT BILA
PARAH
Bila infeksi
terlanjur parah maka biasanya terjadi tonsillitis kronik, yakni infeksi yang
sering kali kambuh dan menahun. Dalam kondisi ini bias saja dokter menganjurkan
untuk mengangkat tonsil maupun adenoid anak setelah kondisi anak tenang, demam
dan sakit tenggoroknya hilang.
Paparella dan Shumrick, di dalam bukunya
Otolaryngology, Head and Neck Surgery, menjelaskan pengangkatan tonsil atau
disebut tonsilektomi harus dilakukan bila :
1.
Terjadi
radang tonsil akut berulang, lebih dari 3x setahun
2.
Terjadi
komplikasi berupa abses di daerah sekitar tonsil
3.
Penderita
merupakan karier atau pembawa penyakit difteri
4.
Tonsilitis
menyebabkan kejang demam
5.
Pembesaran
tonsil mengakibatkan sumbatan jalan napas (gejala mendengkur) atau adanya
gangguan menelan
6.
Operasi
pengangkatan juga perlu dilakukan bila terdapat tonsil yang membesar atau
terdapat sisa-sisa sel radang diantara lekukan-lekukannya (debris), terjadi
infeksi hidung kronis, infeksi saluran napas berulang, serta timbul penyakit sistemik
yang diakibatkan oleh infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus (misalnya
penyakit katup jantung).
DAMPAK BILA TAK DIANGKAT
Bila tak
diangkat, peradangan tonsil dapat menimbulkan komplikasi kedaerah sekitarnya
atau organ tubuh lain yang letaknya jauh melalui aliran darah atau getah
bening.
Ø Komplikasi ke
daerah sekitar tonsil biasanya berupa pembentukan abses (pembengkakan berisi
nanah), rhinitis kronis (peradangan hidung menahun) sinusitis, atau otitis
media (biasa dikenal dengan congek).
Ø Komplikasi ke
organ tubuh yang jauh misalnya endokarditis (radang pada katup jantung),
arthritis (radang sendi), radang otot, radang ginjal, dermatitis (radang pada
kulit), gatal-gatal, urtikaria (biduran), dan sebagainya.
Ø Pada anak usia
sekolah, tentu kondisi ini akan mengganggu proses belajarnya. Bisa saja
prestasi belajarnya menurun akibat infeksi pada tonsil.
Ø Bisa saja,
infeksi kronik ini memicu munculnya tumor ditonsil dan adenoid. Bila demikian
maka penanganannya akan berbeda, baik pada tumor jinak ataupun ganas. Dari terapi penobatan sampai operasi
pengangkatan, butuh diagnosis dan pengobatan lebih mendalam.
0 komentar:
Posting Komentar