Jumat, 08 April 2016



Penyebab, Gejala, dan Tanda
PENYAKIT PILEK ALERGI

Serta Penanggulangannya

 

 


Alergi pada organ hidung (pilek alergi atau rinitis alergi). Penyakit alergi dapat terjadi diorgan lain seperti pada paru-paru (asma), pada kulit (urtikaria atau biduren, eksema dan atopik dermatitis), serta pada mata (conjunctivitis).
Penyakit alergi muncul pada mereka yang berbakat alergi, yang biasanya di ”wariskan” dari ayah,ibu dan atau dari leluhur diatasnya. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila ayah dan ibunya menderita alergi, maka sekitar setengah  jumlah anaknya dapat menunjukkan gejala alergi. Sedangkan apabila hanya ayahnya atau ibunya saja yang menderita alergi, maka sekitar satu per empat anaknya dapat dapat menunjukkan gejala-gejala alergi. Anak-anak yang berbakat alergi belum tentu menunjukkan gejala-gejala penyakit. Tetapi dapat saja suatu ketika di usia dewasa atau bahkan usi lanjut penyakit “warisan” tersebut menunjukkan gejala-gejala klinis.
Gejala pilek alergi adalah bersin-bersin, beringus buntu hidung dan gatal hidung. Kualitas hidup penderita pilek alergi dapat menurun, sehingga menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar. Penyakit ini banyak menyerang anak usia sekolah dan usia dewasa muda yang masih sangat produktif. Biaya pengobatan rinitis alergi saja (pilek alergi), diseluruh dunia, termasuk obat-obatan, jasa medis, dan “biaya” kehilangan jam kerja, melebihi 20 milyar US dollar (2,12-triyun rupiah) per tahun. Oleh sebab inilah, dalam rangka menyabut Hari Kesadaran Alergi Sedunia, The WAO-IAACI mengeluarkan nasehat-nasehat untuk menolong dan mengurangi derita, serta meningkatkan kualitas hidup para pengidap alergi, yang intinya sebagai berikut :
1.       Didiklah para orang tua, pengasuh anak-anak dan personal sekolah, melalui pembuatan program alergi berbasis sekolah, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran pada para pendidik karyawan sekolah, para orang tua murid dan para pengasuh anak, benar-benar  mengetahui murid-muridnya yang mengidap penyakit-penyakit alergi, dan keberadaan alergen disekitar murid-muridnya.
2.       Bantulah dan berikan penyuluhan kepada anak-anak dan atau orang tuanya yang berpenyakit alergi.
3.       Periksalah rumahmu, sekolahmu, pekerjaanmu, makananmu, dan hari-hari kerjamu agar terhindar dari allergen-alergen dan dari kemungkinan terserang gejala alergi yang membahayakan.
Penyakit alergi, misalnya pilek alergi atau asma, sebenarnya bukan semata-mata penyakit pada selaput lendir (mukosa) saluran napas. Penyakit ini sebenarnya sebuah gangguan system imun, yang melibatkan sel-sel darah putih. Sel-sel ini seharusnya menjaga kestabilan sistem imun, tetapi pada penderita alergi justru sebaliknya. Sel-sel ini mengganggu sistem imun yang mengakibatkan antara lain pilek alergi atau asma (mengi).
Alergen hidup dinegara empat musim didominasi oleh serbuk bunga rumput atau pohon-pohonan tertentu. Sebaliknya, di Indonesia allergen utama penyebab pilek alergi dan asma adalah debu rumah. Debu rumah merupakan allergen-hirup, misalnya serpih kulit manusia, serpih kulit dan feses berbagai serangga  spesies tungau debu dan kecoa, spora jamur tembok, serpih kulit binatang piaraan (kucing, anjing, ayam, burung), Zat-zat alergenis tersebut menempel pada debu rumah. Apabila kita melihat butir-butir halus pada berkas sinar saat matahari pagi mulai menaik, itulah butir-butir alergenis hirup penyebab penyakit alergi. Dengan demikian alergen-alergen tersebut dapat terhirup setiap saat dan disetiap tempat. Penderita pilek alergi dan asma banyak yang alergi terhadap serpihan kulit manusia, contohnya “daki atau ketombe”. Alergen ini banyak ditemukan ditempat tidur apabila selimut, sepre dan sarung bantal jarang dicuci. Sedangkan tungau hidup subur pada karpet, kasur kapuk dan selimut berbulu. Alergen selalu dapat ditemukan juga di kantor-kantor. Di ruang kelas, gudang-gudang, di took-toko, maupun kendaraan umum. Selain itu zat alergenis ditemukan pada makanan antara lain udang, kepiting, cokelat, susu, kuning telur dan kadang-kadang terigu.
   Alergen makanan lebih sering menimbulkan alergi kulit dan asma, walaupun dapat juga menyebabkan pilek alergi. Penelitian mutakhir telah membuktikan bahwa polusi udara akibat gas buang kendaraan bermotor dan emisi industri berperan pula meningkatkan jumlah penderita dan tingkat beratnya pilek alergi dan asma.
Tingkat beratnya alergi menentukan jenis dan strategi  pengobatan yang dapat berbeda. Sebagai contoh, bersin yang kurang dari 5 hari per serangan dan tidak lebih dari 5 hari dalam 4 minggu, dikategorikan sebagai pilek alergi derajat ringan (skor 1+). Sedangkan bersin yang lebih dari 15 kali perserangan, dan hampir tiap hari dalam 4 minggu, dapat digolongkan sebagai pilek alergi sangat berat (4+).
Tingkat beratnya alergi, secara objektif dapat ditentukan melelui test alergi kulit tusuk dengan skor 1+ bagi yang berderajat ringan, dan sampai skor 4+ bagi yang berderajat berat. Tes alergi yang biasa dilakukan diklinik-klinik alergi biasanya menggunakan 7 alergen hirup, walaupun dapat saja sampai 24 jenis allergen. Tes ini tidak menimbulkanrasa sakit yang berarti, sangat aman bagi penderita, hasilnya cepat diperoleh yaitu dalam waktu 15-20 menit saja. Selain itu biaya tes kulit tusuk relatif murah. Tes alergi jenis lain yang lebih akurat lagi adalah mengukur kadar imunoglobulin. E(IgE) spesifik. Sayangnya hasil tes ini baru diketahui antara 7-14 hari kemudian dan berbiaya jauh lebih mahal disbanding tes kulit tusuk.
Banyak cara pengobatan pilek alergi. Yang pertama meningkatkan kebugaran jasmani dengan cara berolah raga teratur, seminggu 2-3 kali, misalnya lari/jalan pagi/bada subuh yang adekuat, berenang dan lain-lain olah raga yang tidak terlalu berat. Yang kedua, pengobatan medikamentosa, biasanya menggunakan obat-obat anti alergi. Dari jenis ini yang banyak digunakan adalah antihistamin. Antihistamin yang paling murah adalah clortrimetron (CTM). Efeknya cukup baik, namun obat ini memiliki efek sedasi (menimbulkan ngantuk), sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi pengemudi atau pengendara sepeda motor, maupun para eksekutif yang perlu senantiasa segar. Saat ini telah dipasarkan jenis antihistamin generasi baru yang kurang bahkan tidak sedasi, hanya saja harganya relatif lebih mahal. Contoh-contoh obat ini loratadin, cetrizin dan fexofenadin. Obat anti alergi lain yang sebenarnaya sangat bagus adalah golongan steroid (tablet dan suntikan). Saking manjurnya sering disebut obat dewa/ Contoh jenis obat ini kortison, dexametason, dll, yang di masyarakat dikenal dalam bentuk campuran dengan antihistamin misalnya celestamin, dextamin. Namun pemakaian steroid dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya, misalnya gangguan ke retina mata, ke hepar, ke ginjal dan osteoporosis (tulang keropos, sehingga mudah patah). Beruntung saat ini telah dipasarkan steroid semprot lokal (bukan tablet atau suntikan) untuk asma dan pilek alergi. Efek obat ini baik, dan belum ditemukan efek samping yang membahayakan, namun harganya masih mahal. Obat ini tetes/semprot hidung telah banyak dipasarkan, berguna untuk menghilangkan sumbat hidung. Pemakaian obat ini harus hati-hati, digunakan tidak lebih dari sepuluh hari dan tidak lebih dari dua kali pemakaian dalam satu bulannya. Bila terus menerus disemprotkan maka dalam jangka waktu lama akan terjadi fenomena balik (rebound phenomena) yaitu sumbat hidung menghilang sebentar saja, namun kemudian muncul kembali dengan derajat yang lebih berat. Cara yang ketiga adalah cara pengobatan operatif. Cara ini lebih menghilangkan komplikasi penyakit misalnya sinusitis, dan atau polip hidung. Yang keempat adalah pengobatan imunoterapi, semacam vaksinasi. Cara ini ditempuh apabila pengobatan-pengobatan tersebut terdahulu tidah menghasilkan perbaikan yang berarti.
Dari lima upaya pencegahan dan pengobatan pilek alergi tersebut, pemilihan cara mana yang paling tepat, menurut pengalaman para pakar alergi dapat diurut sebagai berikut. Pertama, bagi penderita pilek alergi berderajat ringan, cukup menghindari alergen dan rajin berolah raga (lari pagi dan atau renang), sedangkan obat-obat antihistamin bila perlu dapat diberikan. Pilek alergi berderajat berat dan sangat berat, disamping upaya-upaya pengobstsn tersebut diatas, perlu ditambah dengan pemberian obat-obatan antihistamin dan atau steroid semprot yang insentif dan terus menerus. Apabila ditemukan komplikasi infeksi perlu diberikan antibiotika adekuat secukupnya. Apabila ditemukan komplikasi sinusitis yang tak sembuh-sembuh, dan atau polip, maka perlu pengobatan operatif untuk komplikasinya.
Pada kasus-kasus rinitis alergi yang sangat sulit disembuhkan, pengobatan imunoterapi (semacam vaksi-nasi, tetapi menggunakan ekstrak allergen tertentu), sangat bermanfaat bagi penyembuhan penyakit. Kendala dari cara ini antara lain waktu pengobatan yang lama, harus teratur, serta pengaturan dosis yang harus adekuat. 

Pengobatan pada awal terapi, frekuensinya seminggu sekali. Namun dalam kurang waktu 3 bulan, jarak waktu immunoterapi dua minggu sekali, penderita sudah akan sangat jarang menderita keluhan, dan akan jarang mengkonsumsi obat bahkan cukup banyak yang dapat terbebas dari obat-obat anti alergi. Selanjutnya jarak waktu suntukan semakin dijarangkan, yaitu mulai sekitar tiga minggu sekali, sebulan, dua bulan, tiga bulan, dan akhirnya enam bulan sekali. Dalam jangka panjang biaya pengobatan pilek alergi melalui cara imunoterpi ini, akan menjadi sangat murah. Di samping itu, dengan berkurangnya atau hilangnya gejala, kualitas hidup penderita alergi akan meningkat, sehingga prestasi belajar dan bekerja menjadi meningkat pula.
Sebagai kesimpulan,penyakit pilek-pilek alergi harus diobati sedini dan setepat  mungkin. Semakin terlambat semakin sulit penyembuhannya dan akan semakin sulit dan semakin besar biaya pengobatannya. Kita semua berharap pula bahwa Pemerintah, khususnya para penentu kebijakan di bidang industri dan pengaturan kendaraan bermotor, dapat lebih berperan melakukan tindakan-tindakan preventif agar polusi udara dapat dicegah melewati batas ambang yang diizinkan.




0 komentar:

Posting Komentar