Penyebab, Gejala, dan Tanda
PENYAKIT PILEK ALERGI
Serta Penanggulangannya
Alergi pada organ hidung
(pilek alergi atau rinitis alergi). Penyakit alergi dapat terjadi diorgan lain
seperti pada paru-paru (asma), pada kulit (urtikaria atau biduren, eksema dan
atopik dermatitis), serta pada mata (conjunctivitis).
Penyakit alergi muncul
pada mereka yang berbakat alergi, yang biasanya di ”wariskan” dari ayah,ibu dan
atau dari leluhur diatasnya. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila
ayah dan ibunya menderita alergi, maka sekitar setengah jumlah anaknya dapat menunjukkan gejala
alergi. Sedangkan apabila hanya ayahnya atau ibunya saja yang menderita alergi,
maka sekitar satu per empat anaknya dapat dapat menunjukkan gejala-gejala
alergi. Anak-anak yang berbakat alergi belum tentu menunjukkan gejala-gejala
penyakit. Tetapi dapat saja suatu ketika di usia dewasa atau bahkan usi lanjut
penyakit “warisan” tersebut menunjukkan gejala-gejala klinis.
Gejala pilek alergi
adalah bersin-bersin, beringus buntu hidung dan gatal hidung. Kualitas hidup
penderita pilek alergi dapat menurun, sehingga menurunkan prestasi kerja dan
prestasi belajar. Penyakit ini banyak menyerang anak usia sekolah dan usia
dewasa muda yang masih sangat produktif. Biaya pengobatan rinitis alergi saja
(pilek alergi), diseluruh dunia, termasuk obat-obatan, jasa medis, dan “biaya”
kehilangan jam kerja, melebihi 20 milyar US dollar (2,12-triyun rupiah) per
tahun. Oleh sebab inilah, dalam rangka menyabut Hari Kesadaran Alergi Sedunia,
The WAO-IAACI mengeluarkan nasehat-nasehat untuk menolong dan mengurangi
derita, serta meningkatkan kualitas hidup para pengidap alergi, yang intinya sebagai
berikut :
1. Didiklah
para orang tua, pengasuh anak-anak dan personal sekolah, melalui pembuatan
program alergi berbasis sekolah, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran pada para
pendidik karyawan sekolah, para orang tua murid dan para pengasuh anak, benar-benar mengetahui murid-muridnya yang mengidap
penyakit-penyakit alergi, dan keberadaan alergen disekitar murid-muridnya.
2.
Bantulah dan berikan penyuluhan kepada anak-anak dan atau orang
tuanya yang berpenyakit alergi.
3. Periksalah
rumahmu, sekolahmu, pekerjaanmu, makananmu, dan hari-hari kerjamu agar
terhindar dari allergen-alergen dan dari kemungkinan terserang gejala alergi
yang membahayakan.
Penyakit alergi,
misalnya pilek alergi atau asma, sebenarnya bukan semata-mata penyakit pada
selaput lendir (mukosa) saluran napas. Penyakit ini sebenarnya sebuah gangguan
system imun, yang melibatkan sel-sel darah putih. Sel-sel ini seharusnya
menjaga kestabilan sistem imun, tetapi pada penderita alergi justru sebaliknya.
Sel-sel ini mengganggu sistem imun yang mengakibatkan antara lain pilek alergi
atau asma (mengi).
Alergen hidup dinegara
empat musim didominasi oleh serbuk bunga rumput atau pohon-pohonan tertentu.
Sebaliknya, di Indonesia allergen utama penyebab pilek alergi dan asma adalah
debu rumah. Debu rumah merupakan allergen-hirup, misalnya serpih kulit manusia,
serpih kulit dan feses berbagai serangga
spesies tungau debu dan kecoa, spora jamur tembok, serpih kulit binatang
piaraan (kucing, anjing, ayam, burung), Zat-zat alergenis tersebut menempel
pada debu rumah. Apabila kita melihat butir-butir halus pada berkas sinar saat
matahari pagi mulai menaik, itulah butir-butir alergenis hirup penyebab
penyakit alergi. Dengan demikian alergen-alergen tersebut dapat terhirup setiap
saat dan disetiap tempat. Penderita pilek alergi dan asma banyak yang alergi
terhadap serpihan kulit manusia, contohnya “daki atau ketombe”. Alergen ini
banyak ditemukan ditempat tidur apabila selimut, sepre dan sarung bantal jarang
dicuci. Sedangkan tungau hidup subur pada karpet, kasur kapuk dan selimut
berbulu. Alergen selalu dapat ditemukan juga di kantor-kantor. Di ruang kelas,
gudang-gudang, di took-toko, maupun kendaraan umum. Selain itu zat alergenis
ditemukan pada makanan antara lain udang, kepiting, cokelat, susu, kuning telur
dan kadang-kadang terigu.
Alergen makanan lebih sering menimbulkan
alergi kulit dan asma, walaupun dapat juga menyebabkan pilek alergi. Penelitian
mutakhir telah membuktikan bahwa polusi udara
akibat gas buang kendaraan bermotor dan emisi industri berperan pula
meningkatkan jumlah penderita dan tingkat beratnya pilek alergi dan asma.
Tingkat beratnya alergi
menentukan jenis dan strategi pengobatan
yang dapat berbeda. Sebagai contoh, bersin yang kurang dari 5 hari per serangan
dan tidak lebih dari 5 hari dalam 4 minggu, dikategorikan sebagai pilek alergi
derajat ringan (skor 1+). Sedangkan bersin yang lebih dari 15 kali perserangan,
dan hampir tiap hari dalam 4 minggu, dapat digolongkan sebagai pilek alergi
sangat berat (4+).
Tingkat beratnya alergi,
secara objektif dapat ditentukan melelui test alergi kulit tusuk dengan skor 1+
bagi yang berderajat ringan, dan sampai skor 4+ bagi yang berderajat berat. Tes
alergi yang biasa dilakukan diklinik-klinik alergi biasanya menggunakan 7
alergen hirup, walaupun dapat saja sampai 24 jenis allergen. Tes ini tidak
menimbulkanrasa sakit yang berarti, sangat aman bagi penderita, hasilnya cepat
diperoleh yaitu dalam waktu 15-20 menit saja. Selain itu biaya tes kulit tusuk
relatif murah. Tes alergi jenis lain yang lebih akurat lagi adalah mengukur
kadar imunoglobulin. E(IgE) spesifik. Sayangnya hasil tes ini baru diketahui
antara 7-14 hari kemudian dan berbiaya jauh lebih mahal disbanding tes kulit
tusuk.
Banyak cara pengobatan pilek
alergi. Yang pertama meningkatkan kebugaran jasmani dengan cara berolah raga
teratur, seminggu 2-3 kali, misalnya lari/jalan pagi/bada subuh yang adekuat,
berenang dan lain-lain olah raga yang tidak terlalu berat. Yang kedua,
pengobatan medikamentosa, biasanya menggunakan obat-obat anti alergi.
Dari jenis ini yang banyak digunakan adalah antihistamin. Antihistamin yang
paling murah adalah clortrimetron (CTM). Efeknya cukup baik, namun obat ini
memiliki efek sedasi (menimbulkan ngantuk), sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi
pengemudi atau pengendara sepeda motor, maupun para eksekutif yang perlu
senantiasa segar. Saat ini telah dipasarkan jenis antihistamin generasi
baru yang kurang bahkan tidak sedasi, hanya saja harganya relatif lebih mahal.
Contoh-contoh obat ini loratadin, cetrizin dan fexofenadin. Obat anti alergi lain yang sebenarnaya sangat bagus adalah
golongan steroid (tablet dan suntikan). Saking manjurnya sering disebut obat
dewa/ Contoh jenis obat ini kortison, dexametason, dll, yang di masyarakat
dikenal dalam bentuk campuran dengan antihistamin misalnya celestamin,
dextamin. Namun pemakaian steroid dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek
samping yang berbahaya, misalnya gangguan ke retina mata, ke hepar, ke ginjal
dan osteoporosis (tulang keropos, sehingga mudah patah). Beruntung saat ini
telah dipasarkan steroid semprot lokal (bukan tablet atau suntikan) untuk asma
dan pilek alergi. Efek obat ini baik, dan belum ditemukan efek samping yang
membahayakan, namun harganya masih mahal. Obat ini tetes/semprot hidung telah
banyak dipasarkan, berguna untuk menghilangkan sumbat hidung. Pemakaian obat
ini harus hati-hati, digunakan tidak lebih dari sepuluh hari dan tidak lebih
dari dua kali pemakaian dalam satu bulannya. Bila terus menerus disemprotkan
maka dalam jangka waktu lama akan terjadi fenomena balik (rebound phenomena)
yaitu sumbat hidung menghilang sebentar saja, namun kemudian muncul kembali
dengan derajat yang lebih berat. Cara yang ketiga adalah cara pengobatan
operatif. Cara ini lebih menghilangkan komplikasi penyakit misalnya sinusitis,
dan atau polip hidung. Yang keempat adalah pengobatan imunoterapi, semacam
vaksinasi. Cara ini ditempuh apabila pengobatan-pengobatan tersebut terdahulu
tidah menghasilkan perbaikan yang berarti.
Dari lima upaya
pencegahan dan pengobatan pilek alergi tersebut, pemilihan cara mana yang
paling tepat, menurut pengalaman para pakar alergi dapat diurut sebagai
berikut. Pertama, bagi penderita pilek alergi berderajat ringan, cukup
menghindari alergen dan rajin berolah raga (lari pagi dan atau renang),
sedangkan obat-obat antihistamin bila perlu dapat diberikan. Pilek alergi
berderajat berat dan sangat berat, disamping upaya-upaya pengobstsn tersebut
diatas, perlu ditambah dengan pemberian obat-obatan antihistamin dan atau
steroid semprot yang insentif dan terus menerus. Apabila ditemukan komplikasi
infeksi perlu diberikan antibiotika adekuat secukupnya. Apabila ditemukan
komplikasi
sinusitis yang tak sembuh-sembuh, dan atau polip,
maka perlu pengobatan operatif untuk komplikasinya.
Pada kasus-kasus rinitis alergi yang sangat sulit disembuhkan,
pengobatan imunoterapi (semacam vaksi-nasi, tetapi menggunakan ekstrak allergen
tertentu), sangat bermanfaat bagi penyembuhan penyakit. Kendala dari cara ini
antara lain waktu pengobatan yang lama, harus teratur, serta pengaturan dosis
yang harus adekuat.
Pengobatan pada awal
terapi, frekuensinya seminggu sekali. Namun dalam kurang waktu 3 bulan, jarak
waktu immunoterapi dua minggu sekali, penderita sudah akan sangat jarang menderita
keluhan, dan akan jarang mengkonsumsi obat bahkan cukup banyak yang dapat
terbebas dari obat-obat anti alergi. Selanjutnya jarak waktu suntukan semakin
dijarangkan, yaitu mulai sekitar tiga minggu sekali, sebulan, dua bulan, tiga
bulan, dan akhirnya enam bulan sekali. Dalam jangka panjang biaya pengobatan
pilek alergi melalui cara imunoterpi ini, akan menjadi sangat murah. Di samping
itu, dengan berkurangnya atau hilangnya gejala, kualitas hidup penderita alergi
akan meningkat, sehingga prestasi belajar dan bekerja menjadi meningkat pula.
Sebagai
kesimpulan,penyakit pilek-pilek alergi harus diobati sedini dan setepat mungkin. Semakin terlambat semakin sulit
penyembuhannya dan akan semakin sulit dan semakin besar biaya pengobatannya.
Kita semua berharap pula bahwa Pemerintah, khususnya para penentu kebijakan di
bidang industri dan pengaturan kendaraan bermotor, dapat lebih berperan
melakukan tindakan-tindakan preventif agar polusi udara dapat dicegah melewati
batas ambang yang diizinkan.